
Javi Guerra Berlian Baru Valencia yang Bikin Klub Raksasa Eropa Ngiler! Siap Guncang Panggung Dunia (1)
Valencia Tak Pernah Kehabisan Bakat! Ini Dia, Sang Penerus Legenda!
Valencia memang enggak pernah kehabisan “sihir”. Setelah melahirkan nama-nama besar seperti David Silva, Juan Mata, dan Isco, kini muncul berlian terbaru dari akademi mereka: Javi Guerra. Gelandang dinamis berusia 22 tahun ini udah bikin hampir semua raksasa Eropa tertarik, dan dia siap banget buat nulis kisahnya sendiri di panggung sepak bola dunia.
Javi Guerra sebagai bagian dari seri Hidden Gems FC mereka. Dan di balik cerita suksesnya, ada kisah unik yang dimulai dari sebuah tim amatir. Josep Bosch, pelatih muda dari tim amatir bernama UD Puzol, masih ingat banget sama talenta Guerra. Puzol sendiri adalah tim kecil di wilayah Valencia, tapi lambang mereka punya kesamaan dengan lambang legendaris Valencia CF: sama-sama ada kelelawar di atasnya. Kelelawar memang simbol kota Valencia, yang punya sejarah panjang.

Kembali ke tahun 2023, Bosch dapat giliran diwawancarai sama tim media Valencia CF dan dia enggak bisa nutupin rasa bangganya. “Saya udah jadi pelatih dari umur enam belas tahun. Tapi dia satu-satunya pemain yang bikin saya mikir: kalau anak ini enggak sukses di sepak bola profesional, berarti enggak akan ada yang sukses,” kata Bosch, sambil merujuk ke Javi Guerra.
Guerra lahir di desa kecil Gilet tahun 2003. Dia mulai main bola di Puzol pas umur lima tahun, bahkan sebelum terdaftar secara resmi. Gara-gara itu, dia enggak main lama di Puzol.
“Saya punya teman sekelas yang ayahnya pelatih di Villarreal. Suatu hari dia lihat saya main dan kayaknya lihat sesuatu di diri saya, karena dia ngajak saya buat ikut uji coba di sana. Saya lolos dan mulai main di Villarreal,” cerita Guerra.
Perjuangan dan Kisah Manis di Balik Debut Impian
Perjalanan Guerra muda enggak gampang. Tiap hari, kakeknya harus nyetir 50 kilometer bolak-balik buat nemenin dia latihan. Awalnya, si kakek bahkan belum punya SIM, jadi mereka harus naik kereta. “Itu kenangan yang saya hargai banget sekarang,” kata Guerra.
Sang kakek yang tadinya enggak begitu suka bola, mendadak jadi penggemar fanatik. “Dia jadi penggemar terbesar saya. Cuma satu hal yang kurang enak: saya harus dengerin dia ngomongin bola seharian di rumah,” canda Guerra.
Di depan mata sang kakek, mimpi itu akhirnya jadi kenyataan. Guerra debut buat tim senior Valencia pada 16 April 2023. Tapi, momen yang paling dikenang datang 11 hari kemudian.
Saat itu, skor pertandingan Valencia vs Real Valladolid adalah 1-1. Tiba-tiba, papan pergantian pemain ngangkat angka 36. Javi Guerra masuk ke lapangan. Keluarganya langsung berdiri, feeling kalau sesuatu yang besar bakal terjadi. Dan benar aja, enggak lama setelah masuk, Guerra nembak pakai kaki kirinya – padahal itu bukan kaki dominannya – dan gol! Mestalla meledak! Di tengah gemuruh stadion, cuma ada satu nama yang diteriakkan: Javi Guerra!
Sang kakek yang duduk di tribun, mungkin dengan mata berkaca-kaca, menyaksikan cucunya yang dulu sering dia temenin naik kereta, kini bikin seluruh stadion bergemuruh.
Dari Tim yang Nyaris Degradasi, Lahir Berlian Baru
Gol Javi Guerra bukan cuma soal kebahagiaan, tapi juga harapan. Valencia saat itu lagi kesulitan banget, bahkan nyaris degradasi untuk pertama kalinya dalam 40 tahun lebih. Tapi semuanya berubah setelah kedatangan pelatih Carlos Corberan. Tim yang tadinya terseok-seok, bangkit lagi dan finish di posisi ke-12.
Kondisi keuangan klub yang enggak stabil bikin Valencia terpaksa ngandelin pemain muda. Dan ternyata, itu jadi berkah. Banyak talenta muda mereka yang meledak, kayak Yarek Gasiorowski yang dijual ke PSV Eindhoven atau Cristhian Mosquera yang dibeli Arsenal. Ini jadi “suntikan dana” buat klub.
Javi Guerra digadang-gadang jadi aset terbesar berikutnya. Dia punya semua yang dicari klub-klub top: bakat, potensi, dan mental yang matang. Di tengah tawaran dari raksasa Eropa, Valencia masih menikmati penampilan gelandang yang bukan sekadar harapan, tapi juga simbol perlawanan.
Guerra punya statistik yang luar biasa. Dia punya kemampuan dribbling yang mematikan dan daya tahan fisik yang kuat. Enggak cuma itu, dia juga rajin banget ngasih tekanan ke lawan dan merebut bola. Beda dari legenda Valencia lain yang teknis dan kecil-kecil, Guerra punya fisik yang lebih besar dengan tinggi 1,87 meter. Dia itu gelandang box-to-box sejati.
Para Raksasa Mulai “Merayu” Javi Guerra
Enggak heran kalau nama Guerra mulai santer dikaitkan dengan klub-klub besar Eropa. AC Milan dikabarin udah siap ngasih tawaran sekitar €20 juta, tapi Valencia minta hampir satu setengah kali lipatnya. Manchester United juga disebut-sebut tertarik, karena lagi nyari gelandang baru. Bahkan pelatih Aston Villa, Unai Emery, juga pengen bawa dia ke Liga Primer.
Tahun lalu, Javi nyaris gabung Atletico Madrid, tapi dia mutusin buat bertahan. “Diputuskan kalau saya tetap di Valencia, dan saya senang dengan itu,” kata Guerra pada bulan Juni. “Prioritas saya adalah bertahan di Valencia. Kalau enggak ada hal yang enggak terduga, saya akan tetap di sini.”
Nah, kita lihat aja nanti, apakah benar-benar enggak akan ada “hal yang enggak terduga”? Valencia jelas bisa dapet untung besar kalau jual dia, dan klub-klub Liga Primer juga enggak pelit soal uang. Tapi satu hal yang pasti: kakek Guerra pasti berharap cucu kesayangannya tetap main di dekat rumah, di tanah kelahiran mereka.