
Pahit Manis Serie A! Juventus Amankan Tiket Liga Champions, Venezia dan Jay Idzes Terpaksa Kembali ke Serie B (2)
Drama Penutup Serie A: Juventus Pesta, Venezia Menangis
Laga pamungkas Serie A musim 2024/2025 menjadi panggung drama yang tak terlupakan, dengan nasib dua tim ditentukan di Luigi Penzo pada Senin (26/5) dini hari WIB. Juventus berhasil mengamankan posisi empat besar Serie A, sekaligus tiket Liga Champions, setelah meraih kemenangan dramatis 3-2 atas Venezia. Namun, di sisi lain, hasil ini menjadi pukulan telak bagi Venezia, yang harus menerima kenyataan pahit terdegradasi kembali ke Serie B.

Pertandingan dibuka dengan kejutan saat Venezia, yang tidak diperkuat bek andalan timnas Indonesia, Jay Idzes, karena skorsing, langsung unggul di menit kedua. Daniel Fila mencetak gol unik menggunakan lututnya setelah serangan apik yang melibatkan hampir seluruh pemain. Namun, Bianconeri menunjukkan mentalitas baja. Juventus dengan cepat membalikkan keadaan melalui gol-gol dari Kenan Yildiz di menit ke-25 dan Randal Kolo Muani di menit ke-31. Sayangnya, gol Kolo Muani sempat diwarnai anulir VAR karena handball Alberto Costa, namun ia berhasil mencetak gol yang sah tak lama kemudian.
Di babak kedua, Venezia sempat menghidupkan asa lewat gol penyeimbang Ridgeciano Haps di menit ke-55. Namun, penalti yang dieksekusi Manuel Locatelli di menit ke-73 memastikan kemenangan vital bagi Juventus, sekaligus mengunci posisi mereka di Liga Champions musim depan.
Kebangkitan Juventus di Bawah Tekanan: Kualitas dan Mentalitas Teruji
Kemenangan ini menegaskan kebangkitan Juventus di bawah tekanan untuk mengamankan posisi empat besar. Meski tampil tanpa beberapa pemain kunci seperti Pierre Kalulu, Gleison Bremer, dan Arkadiusz Milik, Bianconeri menunjukkan ketangguhan dengan permainan agresif dan efektif. Gol-gol dari Yildiz dan Kolo Muani, ditambah penalti krusial dari Locatelli, membuktikan kedalaman skuad Juventus yang mampu mengatasi absennya beberapa pilar penting.
Kiper Juventus, Michele Di Gregorio, memuji reaksi timnya. “Kami bekerja dengan baik. Kami tahu hasil di sini tidak akan mudah didapat,” katanya kepada Sky Sport Italia. Ia menambahkan, “Awalnya berat, tetapi kami memberikan reaksi hebat. Kami sangat ingin mencapai target ini.” Di Gregorio juga mengakui bahwa musim ini tidak mudah bagi Juventus, namun reaksi tim di laga melawan Venezia menunjukkan karakter asli mereka. “Kami tim muda, tetapi reaksi kami luar biasa malam ini,” tambahnya.
Mengakui standar tinggi klub, Di Gregorio menegaskan, “Kami adalah Juventus. Kami tahu finis di posisi empat besar belum cukup di sini, jadi kami harus berjuang untuk memenangkan setiap kompetisi karena kami Juventus.”
Statistik menarik juga dicatatkan oleh Randal Kolo Muani. Dengan 8 gol di Serie A musim ini, ia menjadi pemain Prancis pertama yang mencetak 8+ gol bersama Juventus dalam satu musim liga utama sejak David Trezeguet pada musim 2005/06.
Venezia dan Jay Idzes: Asa Promosi yang Pupus, Kembali ke Serie B
Bagi Venezia, kekalahan ini menjadi pukulan telak yang mengakhiri mimpi mereka untuk bertahan di Serie A. Absennya Jay Idzes karena skorsing memang menjadi kerugian besar, mengingat perannya yang vital di lini belakang. Meskipun gol Daniel Fila dan Ridgeciano Haps menunjukkan semangat juang, kesalahan individu dan keunggulan Juventus di momen krusial membuat mereka harus rela turun kasta ke Serie B.
Ini adalah kali kedua Venezia langsung terdegradasi setelah berhasil promosi. Pada musim 2021/22, mereka finis di urutan ke-20, dan kali ini mereka berakhir di urutan ke-19. Sebuah catatan yang menunjukkan bahwa konsistensi di Serie A masih menjadi tantangan besar bagi tim berjuluk I Leoni Alati ini.
Jay Idzes sendiri menunjukkan komitmen luar biasa sepanjang musim. Ia tampil sebagai starter dalam 35 dari 38 laga Venezia, bermain selama 3.128 menit, menjadikannya salah satu pemain paling konsisten dan diandalkan pelatih Paolo Vanoli. Statistiknya seperti tekel sukses 64,4% dan hanya 16 kali dilewati lawan sepanjang musim menunjukkan kualitasnya sebagai bek tengah yang matang. Namun, tanpa dukungan menyeluruh, satu gol dari seorang bek tengah tidak akan cukup untuk membalikkan nasib tim.
Menatap Masa Depan: Liga Champions untuk Juventus, Perjuangan untuk Venezia
Kini, Juventus akan fokus mempersiapkan diri untuk Liga Champions musim depan. Dengan kembali ke kompetisi elite Eropa, Bianconeri tentu akan berupaya merekrut pemain baru untuk memperkuat skuad dan bersaing di level tertinggi. Sementara itu, Venezia harus merancang strategi untuk bangkit di Serie B.
Masa depan Jay Idzes menjadi pertanyaan besar. Dengan kualitas yang ia tunjukkan di Serie A, banyak klub Serie A lain, atau bahkan liga-liga top Eropa, yang mungkin akan tertarik untuk meminangnya. Jika ia tetap bersama Venezia, Jay Idzes diharapkan menjadi pilar utama dalam misi promosi kembali ke Serie A. Perjalanan sepak bola memang penuh suka dan duka, dan bagi Venezia serta Jay Idzes, babak baru di Serie B akan segera dimulai.
Bagaimana menurut Anda, apakah Jay Idzes akan bertahan di Venezia untuk membantu mereka promosi kembali, atau ia akan mencari tantangan baru di klub lain?