Liverpool harus mengubur impian mereka untuk melaju lebih jauh di Liga Champions musim ini setelah tersingkir secara dramatis di babak 16 besar oleh Paris Saint-Germain. Meski menang di leg pertama, The Reds gagal mempertahankan keunggulan dan akhirnya kalah melalui adu penalti dalam laga leg kedua di Anfield, Rabu (12/3) dini hari WIB.
Pertandingan berakhir dengan skor agregat 1-1 setelah PSG membalas kekalahan di leg pertama dengan kemenangan 1-0 lewat gol Ousmane Dembele. Drama berlanjut hingga babak perpanjangan waktu, namun tak ada gol tambahan tercipta. Adu penalti menjadi penentu, dan sayangnya Liverpool harus menerima kenyataan pahit setelah kalah 4-1.
Meski hasil akhir tidak memihak timnya, manajer Liverpool, Arne Slot, justru memberikan pujian tinggi kepada timnya dan menyebut pertandingan ini sebagai salah satu yang terbaik dalam kariernya.
Artikel Terkait : Mohamed Salah ke Barcelona? Gagal Sepakati Kontrak di Liverpool, Transfer Bisa Terjadi dengan Satu Syarat Penting
Arne Slot: “Ini Pertandingan Terbaik yang Pernah Saya Jalani”
Dalam konferensi pers usai pertandingan, Arne Slot tak bisa menyembunyikan rasa bangganya atas perjuangan luar biasa yang ditunjukkan para pemainnya. Pelatih asal Belanda itu menyoroti intensitas luar biasa yang diperlihatkan Liverpool, terutama di 25 menit pertama laga.
“Itu adalah pertandingan terbaik yang pernah saya terlibat. Intensitasnya luar biasa dalam 25 menit pertama. Saya juga ingat laga melawan Manchester City dan Real Madrid, tapi yang ini benar-benar spesial,” kata Slot.
Namun, ia juga mengakui bahwa meski mendominasi awal pertandingan, papan skor berkata lain. Gol Dembele membuat PSG unggul dan akhirnya memaksakan perpanjangan waktu serta adu penalti yang berujung pada kekalahan Liverpool.
Kritik Format Baru Liga Champions dari Arne Slot
Tak hanya membahas jalannya pertandingan, Slot juga menyampaikan ketidakpuasannya terhadap format baru Liga Champions yang mulai diterapkan UEFA. Ia menyebut bahwa sistem baru ini justru membuat tim-tim unggulan bertemu terlalu awal, seperti yang dialami Liverpool yang harus berjumpa PSG di fase 16 besar meskipun tampil apik di fase liga.
“Sangat tidak adil jika tim peringkat teratas harus menghadapi PSG di babak 16 besar. Tapi itulah format yang sekarang berlaku. Kami hanya bisa menerimanya, dan berusaha kembali lebih kuat musim depan,” ujarnya.
Format baru Liga Champions memang menuai beragam opini dari para pelatih top Eropa. Dalam sistem ini, tidak lagi ada pembagian grup tradisional, melainkan satu klasemen besar, yang kemudian menentukan lawan berdasarkan peringkat akhir di fase liga.
Perjalanan Liverpool Belum Usai: Fokus ke Final Piala Liga
Meski tersingkir dari kompetisi Eropa, Liverpool masih memiliki peluang besar untuk meraih gelar musim ini. The Reds dijadwalkan akan menghadapi Newcastle United di final Piala Liga Inggris pada Minggu (16/3) malam WIB. Kemenangan di laga ini akan menjadi pelipur lara bagi para penggemar setelah kegagalan di Liga Champions.
Arne Slot menegaskan bahwa timnya akan segera bangkit dan memfokuskan energi untuk laga final yang sangat penting tersebut.
“Kami harus segera bangkit. Musim masih panjang dan kami punya kesempatan untuk menebus kegagalan ini dengan trofi domestik,” tegas Slot.
Statistik Menarik Liverpool vs PSG
- Liverpool hanya mencetak satu gol dalam dua leg kontra PSG, yaitu lewat Harvey Elliott di Paris.
- PSG berhasil membalikkan keadaan berkat gol Dembele yang tercipta dari peluang pertama yang benar-benar matang.
- Liverpool gagal mencetak gol di Anfield untuk pertama kalinya dalam 12 laga terakhir di semua kompetisi.
- Adu penalti menjadi momok bagi The Reds yang gagal mengeksekusi tiga dari empat tendangan penalti mereka.
Kegagalan yang Membanggakan
Meski tersingkir, performa Liverpool tetap patut diapresiasi. Pertarungan intens, semangat juang tinggi, dan determinasi hingga menit terakhir menunjukkan karakter kuat skuad asuhan Arne Slot. Namun, kritik terhadap format baru Liga Champions menunjukkan bahwa perubahan sistem kompetisi masih menyisakan polemik di kalangan pelatih top Eropa.
Kekalahan ini menjadi pelajaran penting bagi Liverpool, dan peluang mereka untuk menutup musim dengan prestasi tetap terbuka lebar. Final Piala Liga menjadi titik balik yang harus dimaksimalkan agar musim ini tidak berakhir dengan tangan hampa.